Tips

Kelinci Percobaan Tidak Manusiawi Terhadap Insan

Manusia melaksanakan eksperimen kepada insan lain lazimnya dianggap sebagai hal yang keji dan tidak etis. Pasalnya selalu ada peluang kalau insan yang dijadikan kelinci percobaan tidak mendapatkan perlakuan yang layak selama penelitian berlangsung. Belum ditambah dengan adanya kemungkinan bahwa seusai penelitian, dampak negatif dari penelitian tersebut akan terus diidap oleh orang yang bersangkutan. Berikut ini ialah contoh-contoh eksperimen kejam yang pernah dilakukan oleh insan kepada sesama manusia.

The Monster Study

 Manusia melaksanakan eksperimen kepada insan lain lazimnya dianggap sebagai hal yang keji  Kelinci Percobaan Tidak Manusiawi Terhadap Manusia

Wendell Johnson ialah nama dari seorang ilmuwan asal Universitas Iowa, Amerika Serikat (AS). Pada tahun 1939, ia melaksanakan penelitian yang kelak bakal dikenal sebagai salah satu penelitian paling kejam yang pernah dilakukan kepada anak-anak. Pada tahun tersebut, Johnson mengumpulkan 22 orang anak yatim piatu dan mengumpulkan mereka di Davenport, Iowa.

Dalam penelitian ini, Johnson mengelompokkan bawah umur tadi ke dalam 2 kelompok berbeda. Pada kelompok pertama, Johnson secara rutin melaksanakan pidato bernada faktual kepada bawah umur tersebut. Ia secara rutin juga memberi kebanggaan kepada mereka ketika bawah umur tersebut berhasil melafalkan kata-kata tertentu.

Perlakuan sebaliknya diberikan oleh Johnson kepada bawah umur pada kelompok yang kedua. Kepada bawah umur di kelompok tersebut, Johnson secara rutin mencela mereka setiap kali mereka salah mengucapkan kata-kata. Johnson juga merendahkan mereka dengan menyampaikan bawah umur tersebut sebagai penggagap.

Johnson tidak sendirian ketika melaksanakan percobaan ini alasannya ialah ia turut dibantu oleh mahasiswinya yang berjulukan Mary Tudor. Setelah beberapa lama, Johnson kemudian mengamati perubahan perilaku yang terjadi pada bawah umur tersebut. Anak-anak yang kerap diejek oleh Johnson diketahui pada awalnya lancar berbicara, namun kemudian tidak sanggup lagi berbicara dengan lancar seusai percobaan.
Saat teman-teman Johnson mengetahui percobaan tersebut, mereka menyebut penelitian Johnson ini sebagai Studi Monster (The Monster Study) alasannya ialah Johnson tega melaksanakan percobaan pada bawah umur demi menerangkan teori ilmiahnya.

Untuk menjaga reputasi Johnson dan nama baik universitas, penelitian ini pun sempat dirahasiakan dari publik. Baru pada tahun 2001, Universitas Iowa mengakui keberadaan penelitian ini dan meminta maaf secara resmi kepada publik.

Eksperimen Korea Utara

 Manusia melaksanakan eksperimen kepada insan lain lazimnya dianggap sebagai hal yang keji  Kelinci Percobaan Tidak Manusiawi Terhadap Manusia

Korea Utara dikenal dengan gaya pemerintahannya yang amat tertutup. Negara tetangga Korea Selatan ini dilaporkan melaksanakan percobaan pada insan secara sembunyi-sembunyi. Mereka yang dijadikan subjek percobaan ialah orang-orang Korea Utara sendiri yang sedang ditahan dalam penjara.

Menurut kesaksian salah seorang perempuan Korea Utara yang dulu pernah ditahan, ada 50 perempuan sehat yang dipaksa memakan kembang kol yang sudah dicampur dengan racun. Hasilnya, mereka semua meninggal hanya dalam rentang waktu 20 menit sehabis muntah darah dan mengeluarkan darah dari anusnya.

Walaupun mereka tahu kalau kembang kol tersebut berbahaya bagi mereka, mereka terpaksa tetap memakan kembang kol tersebut. Pasalnya jikalau mereka hingga menolak, otoritas Korea Utara mengancam akan menyiksa ia beserta keluarganya.

Kwon Hyok, mantan kepala sipir pada kompleks tahanan Kamp 22, menjelaskan kengerian lain yang sanggup dijumpai di lingkungan penjara Korea Utara. Di sana, terdapat laboratorium yang dipakai untuk berbagi gas beracun dan percobaan pada darah manusia.

Ada 3 hingga 4 orang yang dijadikan kelinci percobaan pada setiap sesi di mana mereka umumnya masih mempunyai korelasi keluarga satu sama lain. Setelah mereka menjalani investigasi kesehatan, mereka kemudian dimasukkan ke dalam bilik khusus dan ditutup rapat.

Gas beracun kemudian disuntikkan ke dalam bilik, sementara ilmuwan mengamati perubahan yang terjadi dalam bilik melalui beling yang ada di langit-langit bilik. Menurut akreditasi Kwon, ia pernah melihat sendiri satu keluarga dibunuh menggunakan gas beracun. Menjelang kematiannya, sang ayah terlihat mencoba menolong anak-anaknya dengan cara menunjukkan napas buatan sekuat tenaga.

Percobaan Nazi

 Manusia melaksanakan eksperimen kepada insan lain lazimnya dianggap sebagai hal yang keji  Kelinci Percobaan Tidak Manusiawi Terhadap Manusia

Selama Perang Dunia II, Nazi ulet melaksanakan percobaan kepada para tahanan di kamp-kamp konsentrasi. Di kamp konsentrasi Auschwitz misalnya, para tahanan dijadikan kelinci percobaan agar informasi yang didapat dari penelitian sanggup dipakai untuk membantu pasukan Jerman di medan perang, mempercepat pemulihan tentara Jerman yang terluka, dan mendukung ideologi Nazi yang mengagungkan supremasi ras unggul.

Para ilmuwan Nazi secara khusus juga melaksanakan penelitian pada bawah umur kembar untuk mencari tahu kemiripan serta perbedaan antar individu. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mencari tahu apakah badan insan sanggup dimanipulasi.

Tokoh utama dari penelitian yang dilakukan kepada bawah umur kembar ini ialah Josef Mengele. Ia diketahui melaksanakan percobaan kepada lebih dari 1.500 anak kembar di mana hanya kurang dari 200 di antara mereka yang berhasil bertahan hidup seusai perang.

Percobaan yang dilakukan Mengele kepada bawah umur kembar ini bervariasi dan terkesan sangat tidak manusiawi. Mulai dari menyuntikkan cairan kimia pada mata untuk melihat apakah warna badan mereka sanggup berubah, hingga menjahit pasangan kembar secara sengaja untuk membuat kembar siam.

Tahun 1942, Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) melaksanakan eksperimen untuk mencari tahu metode paling manjur untuk mengatasi hipotermia, suatu kondisi di mana suhu badan seseorang berada di bawah suhu normal akhir terlalu usang berada di dalam air atau kawasan dingin. 

Untuk percobaan ini, para kelinci percobaan akan ditempatkan dalam bermacam-macam situasi. Mulai dari dipaksa berendam dalam air es selama 3 jam, hingga berada di lingkungan bersuhu di bawah nol derajat tanpa mengenakan pakaian selama berjam-jam. Sesudah menempatkan mereka dalam lingkungan dingin, ilmuwan kemudian mencari cara untuk mengembalikan suhu badan para kelinci percobaan secepat mungkin.

Ilmuwan Nazi juga berbagi obat khusus untuk mengobati infeksi-infeksi berbahaya. Dalam percobaan ini, tahanan akan diinfeksi secara sengaja dengan cara ditusuk menggunakan potongan kayu tajam dan kepingan kaca. Sesudah itu, mereka akan diberi obat untuk mengetahui tingkat efektifitas obatnya dalam menghentikan peradangan.

Unit 731

 Manusia melaksanakan eksperimen kepada insan lain lazimnya dianggap sebagai hal yang keji  Kelinci Percobaan Tidak Manusiawi Terhadap Manusia

Dari sekian banyak percobaan kepada insan yang berlangsung selama Perang Dunia II, Unit 731 ialah salah satu yang paling melegenda. Unit 731 ialah percobaan yang dilakukan oleh militer Jepang untuk menguji senjata kimia dan biologis. Percobaan ini diketahui sudah berlangsung semenjak masa Perang Cina-Jepang Kedua (1937-1945) dan terus berlanjut hingga berakhirnya Perang Dunia II dengan kekalahan Jepang.

Beberapa referensi percobaan yang dilakukan dalam Unit 731 ialah membedah orang yang masih hidup (termasuk ibu hamil), mengamputasi bab badan untuk ditempelkan kembali pada bab badan yang lain, dan menunjukkan luka parah pada seseorang secara sengaja untuk melihat dampak yang timbul jikalau bab badan yang membusuk tidak diobati.

Unit 731 juga menjadi kawasan di mana ilmuwan Jepang melaksanakan percobaan pada insan untuk menguji vaksin dan mengetahui dampak dari penyakit menular seksual yang tidak tertangani. Mereka yang dijadikan kelinci percobaan akan diinfeksi dengan basil sifilis, kemudian diteliti dan diamati.

Shiro Ishii menjadi tokoh utama yang mengelola Unit 731. Namun bukannya mendapatkan eksekusi yang pantas, Shiro Ishii justru mendapatkan pengampunan aturan dari pihak Sekutu. Ia meninggal dalam usia 67 tahun akhir kanker tenggorokan tanpa pernah diadili akhir keterlibatannya dalam kejahatan perang.

referensi :
https://www.dailymail.co.uk/news/article-5703193/True-story-Japans-WWII-human-experiments-Unit-731.html
https://onedio.co/content/the-monster-study-that-used-22-orphans-as-subjects-10981
https://listverse.com/2008/03/14/top-10-evil-human-experiments/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel