Tonton Pekan Raya Unik Dan Mencengangkan Dari India
India merupakan salah satu negara terpadat di dunia dengan komposisi penduduk yang amat beragam. Banyaknya ragam ekspo yang digelar di India menjadi teladan konkret mengenai bagaimana majemuknya komposisi masyarakat India. Bagi mereka yang tinggal di luar India, sejumlah ekspo tersebut mungkin bakal terlihat gila dan bahkan menakutkan. Berikut ini ialah 5 teladan ekspo unik dari Negeri Anak Benua.
Festival Unta Pushkar
2019 Pushkar Camel Fair via GettyImages |
Unta bukan hanya ada di Timur Tengah. Di India, unta juga sanggup ditemukan. Kebetulan di wilayah penggalan barat India memang terdapat gurun pasir. Bagi orang India, unta bukan hanya sanggup dimanfaatkan sebagai binatang tunggangan. Mereka bahkan mempunyai ekspo khusus unta yang berjulukan Pameran Pushkar.
Festival ini merupakan ekspo khas penduduk negara penggalan Rajasthan dan diselenggarakan selama 5 hari. Karena ekspo ini merupakan ekspo bertema unta, maka sudah barang tentu kita bakal menyaksikan segala hal yang berkaitan dengan unta. Mulai dari jual beli unta, balap unta, hingga kontes kecantikan khusus unta.
Untuk yang terakhir, masing-masing unta akseptor akan dihiasi dengan komplemen dan kain berwarna-warni supaya penampilannya terlihat makin menarik. Sahabat anehdidunia.com ketika dihias, masing-masing unta akan duduk dengan santai dan membiarkan majikannya memakaikan bermacam-macam pernak pernik di tubuhnya.
Pameran Pushkar digelar di ketika masyarakat Hindu India juga menggelar perayaan Kartik Poornima. Karena perayaan keduanya yang berdekatan, banyak turis luar negeri yang sengaja menentukan masa Pameran Pushkar sebagai waktu liburan supaya mereka sanggup melihat bermacam-macam ekspo tahunan sekaligus.
Festival Pulikali
Setiap kali ekspo Puli Kali digelar, mendadak jalanan di negara penggalan Kerala dipenuhi oleh harimau dan macan tutul. Namun jangan takut, yang berkeliaran di sana bukanlah harimau atau macan tutul sungguhan, melainkan orang-orang yang sengaja mendandani dirinya supaya seakan-akan dengan harimau dan macan tutul.
Festival Puli Kali jikalau diterjemahkan mempunyai makna “permainan panggung harimau”. Nama yang tidak gila jikalau kita melihat bagaimana ekspo ini dilangsungkan. Saat ekspo berlangsung, para akseptor menggunakan topeng harimau, mengecat kulitnya hingga ibarat loreng harimau atau macan tutul, dan bahkan menciptakan tato besar bergambar harimau di badannya.
Tidak semua akseptor ekspo mendandani dirinya hingga ibarat harimau. Ada pula akseptor yang berpura-pura menjadi pemburu. Kemudian ketika ekspo dimulai, para “pemburu” dan “harimau” ini terlibat agresi kucing-kucingan di seantero kota. Bak harimau yang sedang menghindari kejaran pemburu di alam liar.
Festival Puli Kali merupakan penggalan dari perayaan Onam yang diselenggarakan untuk menyongsong datangnya animo panen. Sahabat anehdidunia.com Puli Kali tergolong sebagai ekspo yang amat renta lantaran sudah diselenggarakan semenjak 2.000 tahun yang lalu. Pada awalnya, raja setempat merasa terkesan dengan tarian rakyat yang dilihatnya. Tarian tersebut kemudian diadopsi dan dipentaskan oleh para tentara kerajaan.
Festival Garudan Thookkam
Garuada ialah sebutan untuk makhluk berwujud setengah insan dan setengah burung yang dalam agama Hindu menjadi tunggangan Dewa Wisnu. Menurut legenda, untuk memuaskan rasa haus Dewi Kali akan darah, Dewa Wisnu mengirimkan Garuda kepada Kali. Begitu Kali meminum darah dari Garuda yang sedang menari, rasa haus Kali karenanya terpuaskan.
Legenda itulah yang menjadi sumber penyelenggaraan ekspo Garudan Thokkam. Sebuah ekspo yang dalam bahasa lokal sanggup dimaknai sebagai “Garuda yang Tergantung”. Dalam ekspo ini, sejumlah orang akan menyanyi dan menari sambil mengenakan kostum Garuda.
Saat malam tiba, penggalan paling mencengangkan dari ekspo akan dilangsungkan. Para akseptor yang mengenakan kostum Garuda penggalan punggungnya akan ditusuk-tusuk hingga berdarah.
Sesudah itu, para akseptor yang berkostum Garuda akan diikatkan pada semacam kayu yang sudah dihias dan kemudian diarak di sekeliling kuil sebanyak tiga kali oleh akseptor ekspo yang lain. Aktivitas ini dimaksudkan sebagai cara untuk meminta berkat dari Dewi Kali.
Bagi mereka yang tidak terbiasa, ekspo ini terang nampak begitu sadis dan menakutkan. Oleh lantaran itulah, di sejumlah daerah di Kerala, tubuh para akseptor tidak lagi ditusuk menggunakan duri. Sebagai gantinya, duri-duri tersebut ditusukkan pada kain khusus yang dikenakan para akseptor berkostum Garuda.
Festival Karni Mata
Bagi banyak orang, tikus dipandang sebagai binatang hama yang menjijikan dan harus dibasmi. Pasalnya tikus dikenal mempunyai kebiasaan menggeregoti masakan dan perabotan milik manusia. Tikus juga menjadi mediator dari penyakit-penyakit mematikan semisal pes dan leptospirosis.
Namun di Kuil Karni Mata, stigma negatif yang biasanya disandang tikus sama sekali tidak berlaku. Pasalnya alih-alih dianggap hama, di kuil ini tikus justru dipandang sebagai pelayan dewi. Itulah sebabnya di kuil yang usianya sudah mencapai 600 tahun ini, ada begitu banyak tikus yang tinggal di dalamnya.
Jumlah tikus yang ada di kuil diperkirakan mencapai setidaknya 20.000 ekor. Dan jumlah tersebut masih sanggup bertambah mengingat tikus dikenal sebagai binatang yang amat gampang berkembang biak dan mereka mendapatkan masakan secara teratur dari pengunjung kuil. Tidak mengherankan jikalau Kuil Karni Mata juga dijuluki sebagai kuil para tikus.
Lantas, bagaimana ceritanya tikus menjadi binatang yang disucikan dan bahkan hingga mempunyai kuilnya sendiri? Sahabat anehdidunia.com menurut legenda, ada seorang perempuan berjulukan Karni Mata yang dipercaya sebagai hasil reinkarnasi dari Dewi Durga dan mempunyai sejumlah pengikut yang juga bertindak sebagai pendongeng kisahnya.
Suatu hari, putra tadi salah seorang pendongeng tadi meninggal. Karni kemudian meminta kepada tuhan kematian semoga putra pendongeng tadi dihidupkan kembali, namun permintaannya menolak. Namun Karni masih menolak untuk menyerah. Ia lantas menggunakan kekuatannya untuk menghidupkan kembali anak tadi menjadi tikus. Karni juga mengubah para pendongeng yang lain menjadi tikus. Sejak itu, para tikus tersebut memenuhi kuil pemujaan dirinya untuk menjadi pelayan abadinya.
Menurut kepercayaan yang dipegang oleh para pengikut kuil ini, jikalau seseorang memakan masakan yang gres saja digigit oleh tikus penghuni kuil, ia akan mendapatkan berkah. Kemudian jikalau pada waktu-waktu tertentu ada tikus putih yang menampakkan diri, maka orang yang melihatnya akan memperoleh nasib baik.
Festival Agni Keli
Api yang berkobar ahli merupakan pemandangan yang mempesona jikalau dilihat, namun sama sekali tidak menyenangkan ketika harus dirasakan. Namun bagi penduduk kota Mangalore, api bukanlah hal yang harus ditakuti. Justru api menjadi fokus utama dari ekspo di Kuil Kateel Durga Parameshwari yang berlangsung selama 8 hari.
Festival yang menggunakan api bukanlah hal yang langka. Namun para akseptor ekspo yang satu ini berani merayakannya hingga ke tahap ekstrim. Saat ekspo memasuki hari kedua, sejumlah akseptor ekspo yang hanya mengenakan bawahan akan dibagi ke dalam 2 kelompok berbeda.
Para anggota kelompok tadi kemudian akan menyalakan api pada batang pohon palem dan melemparkannya kepada anggota kelompok lawannya selama. Menurut legenda, hal ini dimaksudkan untuk menyenangkan Dewi Durga yang berdasarkan kisahnya tercipta api dari dewa-dewa Hindu yang lain.
Praktik ini terang merupakan praktik yang amat berbahaya dan sanggup menciptakan para pesertanya terluka parah. Oleh lantaran itulah, masing-masing anggota kelompok hanya diperbolehkan melemparkan batang pohon yang terbakar sebanyak 5 kali.
referensi:
https://listverse.com/2016/07/06/top-10-bizarre-festivals-in-india/
http://keralatourism.guide/arts/garudan-thookkam