Fakta Tembok Berlin Yang Tidak Kau Ketahui
Berlin yaitu nama dari sebuah kota yang kini menjadi ibukota negara Jerman. Saat Perang Dingin masih berlangsung, kota ini terbelah menjadi wilayah kekuasaan Jerman Barat dan wilayah kekuasaan Jerman Timur. Tembok Berlin yang terbentang di tengahnya menjadi penanda mengenai bagaimana kota tersebut terbelah oleh perbedaan ideologi. Berikut ini yaitu 5 fakta menarik mengenai Tembok Berlin.
Tembok Berlin Tidak Memisahkan Jerman Barat dan Timur
Tembok Berlin kerap dianggap sebagai simbol terpisahnya Jerman semasa Perang Dingin. Walaupun pendapat tersebut ada benarnya, pendapat tadi juga tidak sepenuhnya benar. Pasalnya Tembok Berlin hanya memisahkan wilayah Berlin Barat dengan Berlin Timur, sementara kota Berlin sendiri terletak di tengah-tengah Jerman Timur.
Jika Berlin Barat yaitu wilayah milik Jerman Barat, maka wilayah Berlin Timur dan sekitarnya yaitu wilayah kepunyaan Jerman Timur. Untuk mengetahui kenapa ada secuil wilayah milik Jerman Barat yang terletak di tengah-tengah Jerman Timur, maka kita harus mundur ke masa sehabis berakhirnya Perang Dunia II.
Pasca kekalahan Jerman di Perang Dunia II, negara-negara Sekutu memecah Jerman ke dalam 4 wilayah pendudukan berbeda. Masing-masing wilayah dikelola oleh AS, Inggris, Perancis, dan Uni Soviet. Sementara kota Berlin sendiri juga dipecah ke dalam 4 zona pendudukan yang dikelola oleh keempat negara tadi.
AS, Inggris, dan Perancis nantinya melebur kembali wilayah pendudukan mereka menjadi wilayah Jerman Barat dan Berlin Barat. Sementara akhir persoalan perbedaan ideologi dan kepentingan, wilayah sisanya tetap berada di bawah kendali Uni Soviet.
Wilayah tersebut kelak menjadi negara Jerman Timur yang tunduk pada Uni Soviet. Dan supaya warga Jerman Timur di kota Berlin tidak melarikan diri ke negara tetangganya, Tembok Berlin yang panjangnya mencapai 1.300 km pun didirikan.
Ada 2 Baris Tembok yang Menyusun Tembok Berlin
Apa yang disebut sebagai Tembok Berlin aslinya bukan hanya terdiri dari 1 baris tembok, tetapi 2 baris tembok yang berjarak 100 meter satu sama lain. Jika bicara soal Tembok Berlin, maka biasanya yang dimaksud yaitu barisan tembok yang letaknya paling akrab dengan Jerman Timur.
Pembangunan Tembok Berlin pertama kali dimulai pada tahun 1961. Setahun kemudian, barulah pembangunan baris kedua tembok dilaksanakan. Di antara kedua baris tembok tersebut, terdapat tempat yang menyandang julukan “Jalur Kematian” alasannya yaitu mereka yang nekat menyeberangi tempat ini sanggup tewas di tempat.
Julukan “Jalur Kematian” memang bukan julukan yang sama sekali tak berdasar. Ada banyak petugas bersenjata api dan anjing penjaga yang disiagakan di sepanjang tembok. Saat pembangunan tembok dilakukan, bangunan-bangunan yang ada di Jalur Kematian dirobohkan secara massal. Jalur tersebut kemudian ditutupi dengan pasir supaya mereka yang melintasi tembok meninggalkan jejak kaki.
Ada Gereja yang Berdiri di Tengah-Tengah Tembok Berlin
Sudah disinggung sebelumnya bila semua bangunan yang ada di Jalur Kematian Tembok Berlin dirobohkan secara massal. Namun ternyata tidak semua bangunan yang ada di Jalur Kematian benar-benar dibentuk rata dengan tanah. Ada bangunan yang tetap dibiarkan berdiri dikala pembangunan Tembok Berlin dilangsungkan.
Bangunan tersebut yaitu gereja yang dikenal sebagai Gereja Rekonsiliasi. Kendati ada gereja yang berdiri di sana, gereja tersebut tidak sanggup dipakai untuk berdoa oleh warga sekitar akhir letaknya yang berada dalam area terlarang. Namun kisah unik mengenai Gereja Rekonsiliasi masih belum berhenti hingga di sana.
Saat negara-negara Sekutu selesai membagi Berlin, Gereja Rekonsiliasi berada di wilayah pendudukan Uni Soviet, namun orang-orang yang biasa menjadi jemaat di gereja ini berasal dari wilayah pendudukan Perancis. Saat Tembok Berlin selesai dibangun, warga yang selama ini beribadah di gereja tersebut tidak sanggup lagi melakukannya.
Situasi tersebut tak pelak menjadikan kesan negatif di Jerman Barat. Penduduk yang tinggal di sana kini memandang Gereja Rekonsiliasi sebagai simbol penindasan yang dilakukan oleh rezim komunis setempat. Sementara di Jerman Timur sendiri, mereka yang menentang pemerintah kerap mencari kontribusi di sejumlah gereja lokal.
Hal tersebut lantas menjadikan rasa tidak suka dari pemerintah Jerman Timur. Sebagai bentuk peringatan terhadap gereja-gereja yang berani menampung para penentang pemerintah, pada tahun 1985 Gereja Rekonsiliasi dirobohkan oleh pemerintah Jerman Timur. Namun bukannya berhasil meredupkan perlawanan, gambar gereja tersebut kemudian malah menjadi simbol perlawanan terhadap kediktatoran pemerintah Jerman Timur.
Ada Ribuan Anjing yang Menjaga Tembok Berlin
Bukan hanya insan yang berjaga di Tembok Berlin. Anjing pun juga dikerahkan untuk memastikan tidak ada warga Jerman Timur yang nekat menyeberang ke sisi lain kota Berlin. Anjing gembala Jerman merupakan jenis anjing yang paling lazim dipakai untuk keperluan ini. Namun jenis anjing lain ibarat Rottweiler diketahui juga turut digunakan.
Tidak diketahui berapa jumlah total anjing yang dikerahkan untuk menjaga Tembok Berlin, namun estimasi terbanyak menyebut bila jumlahnya mungkin mencapai 10.000 ekor. Anjing-anjing itu sendiri tidak dilepas begitu saja di sekitar tembok, namun diikat dengan menggunakan rantai sepanjang 5 meter yang terhubung pada kabel sepanjang 100 meter.
Kabel yang sama diposisikan sedemikian rupa supaya anjing yang bersangkutan hanya sanggup berlari sejajar dengan posisi tembok. Dengan begitu, anjing-anjing tadi bakal selalu berada di depan tembok. Ketika ada anjing yang berhasil memergoki penerobos tembok, ia akan menggigit orang tersebut dan menahannya hingga petugas keamanan datang.
Saat Tembok Berlin runtuh, anjing-anjing yang jumlahnya mencapai ribuan ekor ini secara otomatis tidak lagi dibutuhkan untuk menjaga tembok. Warga Jerman Barat dan Timur lantas dianjurkan untuk beramai-ramai mengadopsi anjing ini. Namun hanya sedikit warga Jerman Barat yang bersedia mengadopsi mereka alasannya yaitu maraknya pemberitaan di media setempat yang mencitrakan anjing-anjing ini sebagai makhluk buas yang tidak segan-segan mencabik manusia.
Ada Lukisan Dinding 2 Pria Berciuman
Sudah disinggung sebelumnya bila Tembok Berlin terdiri dari 2 baris tembok. Jika tembok yang menghadap wilayah Jerman Timur menjadi barikade penghalang warga Jerman Timur yang hendak melarikan diri ke negara tetangganya, maka tembok di sisi Jerman Barat kemudian dipakai oleh warga lokal sebagai tempat untuk menciptakan lukisan dinding atau mural.
Ketika Tembok Berlin kesannya runtuh, para seniman Jerman Timur berbondong-bondong menyerbu Tembok Berlin untuk menciptakan lukisan dinding di sana. Dari sekian banyak lukisan dinding yang dibuat, salah satu yang populer yaitu lukisan dinding yang menampilkan Leonid Brezhnev (bekas pemimpin Uni Soviet) dan Erich Honecker (bekas pemimpin Jerman Timur) yang sedang berciuman bibir.
Lukisan dinding itu sendiri ternyata benar-benar terinspirasi dari insiden yang benar-benar pernah terjadi. Tepatnya dikala pemimpin kedua negara saling bertemu untuk memperingati 30 tahun berdirinya Jerman Timur. Kendati terlihat aneh, ternyata praktik berciuman antar pemimpin negara komunis Eropa cukup sering dilakukan untuk mengatakan korelasi erat antar negara.
Sumber :
https://listverse.com/2018/05/25/top-10-things-you-didnt-know-about-the-berlin-wall/