Senjata Prototype Terbang Yang Tidak Mungkin Diwujudkan
Sejak Wright bersaudara berhasil membuat pesawat terbang, teknologi kedirgantaraan sudah berkembang begitu jauh. Banyak dari hasil penemuan tersebut yang terbukti mempunyai kegunaan dan masih dipakai hingga sekarang, namun tidak sedikit pula yang dianggap gagal sebab bermacam-macam alasan sehingga pengembangannya tidak dilanjutkan. Berikut ini yakni beberapa pola benda terbang unik yang pernah dibentuk oleh militer, namun tidak dipakai lagi oleh instansi militer.
Tank Terbang
Tank merupakan kendaraan tempur terkuat di atas tanah. Namun berpengaruh di atas tanah bukan berarti berpengaruh di segala kondisi. Jika harus berhadapan dengan musuh yang dilengkapi dengan pesawat, tank hanya akan menjadi target empuk kalau tidak dilindungi oleh pesawat atau meriam darat anti pesawat.
Kelemahan lain yang dimiliki oleh tank yakni sebagai kendaraan darat, tank harus dipindahkan menggunakan kendaraan lain kalau harus menyeberangi bentang-bentang alam tertentu semisal sungai. Tank juga tergolong lamban kalau dibandingkan dengan pesawat atau kendaraan darat lain yang ukurannya lebih kecil.
Hal-hal tersebut lantas mendorong Oleg Antonov untuk membuat tank terbang. Ide untuk membuat tank terbang ini sendiri berawal dari sulitnya mengirimkan tank dengan menggunakan pesawat tanpa membahayakan pesawat itu sendiri.
Menjatuhkan tank menggunakan parasut dari ketinggian juga tidak memecahkan problem sebab ketika terjun ke bawah secara perlahan, tank tetap menjadi target empuk meriam musuh. Maka, Antonov pun kemudian menerima ide untuk membuat tank yang dipasangi dengan sayap pesawat supaya tank tersebut sanggup dikerahkan ke suatu lokasi dengan cepat dan aman.
Saat Antonov menguji coba idenya tersebut, problem pribadi timbul sebab tank terlalu berat untuk sanggup diangkat menggunakan sayap pesawat. Sahabat anehdidunia.com sebagai solusinya, tank yang hendak diterbangkan harus dicopot dulu meriam dan tangki materi bakarnya supaya cukup ringan untuk terbang. Pada akhirnya, sebab menerbangkan tank dengan menggunakan metode macam ini dianggap terlalu merepotkan, pengembangan tank terbang tidak boleh di tengah jalan.
Pesawat Berbahan Nuklir
Bagi kalangan militer, mempunyai kendaraan tempur bertenaga nuklir merupakan hal yang menggiurkan sebab kendaraan macam itu sanggup beroperasi dalam jangka waktu amat usang tanpa harus mengisi materi bakar setiap beberapa jam sekali.
Wacana tersebut lantas coba diterapkan untuk pesawat sebab pesawat yang sanggup terbang hingga berhari-hari tanpa menyentuh tanah tentunya bakal menjadi kendaraan militer yang amat tangguh dan serba guna.
Hal itulah yang menjadi sumber ide dari proyek pesawat Convair X-6, sebuah pesawat pembon bertenaga nuklir yang diharapkan sanggup terbang selama 6 ahad tanpa mengisi ulang materi bakar.
Kendala utama dalam membuat pesawat bertenaga nuklir yakni pesawat tersebut harus cukup ringan untuk terbang, namun di ketika yang sama juga harus cukup kondusif bagi para awak pesawatnya. Sedikit kebocoran saja sanggup membuat para awak pesawat terpapar radiasi berbahaya.
Untuk mengatasinya, reaktor yang menjadi sumber tenaga pesawat ini pun kemudian diselubungi dengan pelindung karet seberat 12 ton. Sejumlah penerbangan uji coba sempat beberapa kali dilangsungkan. Namun sebab pesawat berbahan nuklir dianggap tidak cukup efektif untuk dioperasikan, militer AS memutuskan untuk menghentikan proyek pengembangan Convair X-6 ini.
Pesawat Bertenaga Roket
Saat masih diperintah oleh Nazi, Jerman dikenal sangat serius dalam membuatkan teknologi militernya. Bagi mereka, selama ide gres tersebut sanggup membantu mereka memenangkan perang, maka ide tersebut akan coba dikembangkan hingga menjadi senjata sungguhan.
Messerschmitt Me 163 Komet yakni pola dari pengembangan proyek macam itu. Secara singkat, Me 163 intinya yakni pesawat tempur yang dilengkapi dengan roket pendorong. Jika pesawat ini hingga benar-benar terwujud, maka pesawat ini diharapkan sanggup terbang dengan kecepatan jauh lebih tinggi dibandingkan pesawat-pesawat pada masa itu yang masih mengandalkan mesin baling-baling.
Kendati terkesan menjanjikan, kenyataan di lapangan menunjukkan kalau pesawat ini mempunyai begitu banyak masalah. Pertama, pesawat Me 163 kerap meledak ketika mesinnya gres dihidupkan sebab pesawat ini menggunakan gabungan materi bakar yang bersifat korosif dan gampang meledak.
Saat Me 163 pada jadinya berhasil mengudara tanpa kendala, pesawat ini tidak sanggup melakukannya dalam kurun waktu yang lama. Sahabat anehdidunia.com pasalnya sebab mesin pesawat ini mengkonsumsi begitu banyak materi bakar, pesawat ini hanya sanggup terbang paling usang selama 8 menit.
Masalah lain bagi Me 163 ketika sudah mengudara yakni pesawat ini terbang terlampau cepat sehingga pilot pesawat ini mengalami kesulitan ketika hendak membidikkan senjatanya. Lalu ketika sudah waktunya bagi Me 163 untuk mendarat, pesawat ini kerap terjungkir dan kemudian meledak ketika gres mencapai permukaan landasan.
Pesawat Penabrak
Semakin canggihnya teknologi persenjataan mungkin bakal membuat kita berpikir bahwa kendaraan tempur yang menggunakan senjata jarak bersahabat tidak akan lagi diperlukan. Namun faktanya, pengembangan kendaraan tempur untuk keperluan pertempuran jarak bersahabat masih tetap berlangsung.
Northrop XP-79 yakni pola dari kendaraan militer yang dikembangkan untuk keperluan macam itu. Pesawat ini sendiri intinya yakni pesawat pembom yang berarti Northrop XP-79 difungsikan untuk mengangkut muatan bom dan kemudian menjatuhkannya di atas sasaran.
Apa yang membuat Northrop XP-79 berbeda dari pesawat pembom lainnya yakni pesawat ini juga didesain untuk menjatuhkan pesawat musuh dengan cara menabraknya! Untuk keperluan tersebut, Northrop XP-79 pun mempunyai sayap yang dibentuk sedemikian rupa. Sahabat anehdidunia.com jendela kokpit Northrop XP-79 juga dibentuk lebih tebal supaya lebih tahan terhadap benturan.
Pesawat Northrop XP-79 pada jadinya tidak pernah diterjunkan di medan perang yang bersama-sama akhir kecelakaan fatal yang menimpanya dalam sesi penerbangan uji coba. Dalam penerbangan perdana dan satu-satunya, pilot Northrop XP-79 secara tiba-tiba kehilangan kendali atas pesawatnya sehingga pesawat tersebut jatuh dan menewaskan pilotnya. Pasca kejadian naas tersebut, penelitian mengenai Northrop XP-79 tidak lagi dilanjutkan.
Pesawat yang Dilindungi Laser
Seiring dengan kian canggihnya teknologi roket dan misil, para mahir kedirgantaraan mencoba memutar otak untuk memastikan semoga pesawat tetap kondusif dari ancaman misil. Perusahaan penerbangan Boeing tidak ikut ketinggalan untuk mencoba memikirkan solusinya.
YAL-1 lantas tercipta sebagai balasan atas kian canggihnya teknologi misil anti pesawat. YAL-1 sendiri intinya yakni pesawat yang dilengkapi dengan alat penembak laser. Ada 2 jenis laser yang menjadi pecahan dari sistem pertahanan YAL-1, yaitu laser pendeteksi dan laser penembak.
Laser pendeteksi bertugas untuk melacak ada tidaknya misil yang terbang ke arah pesawat. Begitu misil yang dimaksud berhasil dideteksi, laser penembak kemudian akan diaktifkan untuk menembak jatuh misil tersebut. Dalam penerbangan uji cobanya, YAL-1 berhasil menembak jatuh 2 buah misil yang mengarah ke pesawat.
Kendati terlihat menjanjikan, YAL-1 tetap mempunyai kelemahan. Butuh pasokan listrik dalam jumlah amat besar untuk memastikan semoga sistem pertahanan laser tetap beroperasi secara optimal. YAL-1 sendiri sebagai sebuah unit pesawat mempunyai ukuran yang besar dan lamban sehingga pesawat ini rentan ditembak jatuh oleh pesawat musuh. Atas alasan itulah, pengembangan pesawat ini tidak dilanjutkan.
Sumber :
https://listverse.com/2019/05/01/10-prototype-weapons-too-insane-to-use/
https://gizmodo.com/the-awesome-5-billion-airborne-laser-is-in-the-boneyar-5939593