Tips

Melawan Takdir, Eksperimen Modern Tidak Mungkin Namun Benar Nyata

Di film-film fiksi ilmiah, kita seringkali menyaksikan penggunaan teknologi masa depan yang terkesan tidak mungkin dan tidak akan pernah ada di dunia nyata. Namun kian majunya perkembangan zaman membuat ilmuwan kini bertahap mulai mencoba mewujudkan hal-hal yang sebelumnya hanya sanggup muncul di dalam film fiksi ilmiah. Berikut ini yakni beberapa hal dari film fiksi ilmiah yang coba diwujudkan oleh insan di dunia nyata.

Rahim Buatan

 kita seringkali menyaksikan penggunaan teknologi masa depan yang terkesan tidak mungkin dan ti Melawan Takdir, Eksperimen Modern Mustahil Namun Benar Nyata

Di film-film fiksi ilmiah, makhluk hidup yang lahir dari rahim buatan merupakan pemandangan yang cukup sering kita lihat. Namun di masa depan, rahim buatan macam itu bukan lagi hanya sanggup kita temukan di film, tetapi juga di dunia nyata. Pasalnya ilmuwan ini tengah berbagi teknologi rahim buatan.

Rahim buatan ini sendiri sudah dipakai untuk membantu seekor bayi kambing yang lahir secara prematur supaya sanggup tumbuh dengan normal. Rahim buatan ini nampak menyerupai kantung plastik besar yang dipenuhi kabel.

Ilmuwan berharap kalau di kemudian hari, rahim buatan ini juga sanggup dipakai pada manusia. Tepatnya untuk menolong bayi-bayi yang lahir secara prematur supaya mereka tidak perlu mengalami hal-hal menyerupai gangguan pernapasan dan keterbelakangan mental. Sahabat anehdidunia.com teknologi ini juga sanggup menjadi solusi bagi mereka yang tidak sanggup mempunyai keturunan biologis akhir steril.

Meskipun tujuan teknologi ini memang tergolong mulia, namun tidak sedikit yang khawatir kalau kelak teknologi ini malah bakal mempunyai tujuan penggunaan yang melanggar norma. Wanita sanggup menentukan untuk lebih menggunakan rahim buatan alih-alih mengandung secara alamiah atas pertimbangan pekerjaan dan kenyamanan diri. Kalangan penyuka sesama jenis juga sanggup jadi menggunakan rahim buatan supaya sanggup mempunyai keturunan biologis. 

Hewan yang Pikirannya Dikendalikan Manusia



Mouse yakni sebutan untuk perangkat komputer yang dipakai untuk menggerakkan kursor di layar monitor. Kata “mouse” sendiri dalam bahasa Inggris berarti “tikus” sebab perangkat ini sepintas memang nampak menyerupai tikus. Namun tahukah anda kalau ilmuwan kini ini tengah melaksanakan penelitian mengenai tikus sungguhan yang sanggup dikendalikan oleh manusia?

Pada tahun 2010, tim ilmuwan dari Universitas Negeri di New York mengumumkan kalau mereka sudah berhasil menemukan cara untuk mengendalikan binatang dari jauh. Menurut ilmuwan yang terlibat, penelitian ini bakal membantu insan dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terlalu sulit atau berbahaya kalau harus dilakukan oleh manusia.

Tikus menjadi binatang yang dipilih untuk percobaan ini berkat ukurannya yang kecil. Untuk mengendalikan tikus, ilmuwan memasang perangkat khusus yang mengirim sinyal listrik ke otak tikus. Saat ilmuwan memasukkan perintah tertentu lewat komputer, perintah tadi kemudian diteruskan ke otak tikus melalui perangkat tadi. Dengan cara ini, ilmuwan sanggup mengendalikan tikus tadi layaknya drone atau mainan radio kontrol.

Perangkat ini sendiri hanya sanggup menangkap sinyal dengan radius maksimum 460 meter. Namun perangkat ini tetap dianggap revolusioner sebab perangkat ini mengatakan kalau insan sudah sanggup mengendalikan pikiran makhluk lain.

Pro kontra pun pribadi bermunculan mengenai hasil penelitian ini sebab dianggap tidak etis dan mencampuri kebebasan individu makhluk. Kekhawatiran lain dari penelitian ini yakni kalau penelitian ini kemudian dikembangkan lebih jauh supaya sanggup dipasang pada manusia, maka bukan tidak mungkin di masa depan pemerintah di negara-negara diktatorial menggunakan perangkat ini supaya rakyatnya tidak sanggup lagi membangkang.

Chimera Manusia



Dalam mitologi Yunani, chimera yakni makhluk yang tubuhnya nampak menyerupai hasil adonan dari beberapa hewan. Istilah chimera kemudian diadopsi dalam ranah biologi untuk menyebut organisme yang selnya merupakan hasil kombinasi dari 2 spesies berbeda.

Kemajuan teknologi lantas mendorong insan untuk membuat insan chimera, alias insan yang tercipta dari hasil kombinasi sel insan dengan sel hewan. Untuk keperluan tersebut, ilmuwan menyuntikkan sel punca ke dalam embrio.

Ilmuwan sendiri berniat berbagi chimera insan supaya insan sanggup mempunyai cukup organ tubuh ketika ada insan yang membutuhkan bantuan organ. Meskipun begitu, sebab konsep penelitian dari awal sudah kontroversial, kekhawatiran akan penyalahgunaan teknologi ini pun tetap muncul.

Sebagai contoh, kalau ada insan yang lahir dari konsep ini, seberapa miripkah chimera kalau dibandingkan dengan insan murni? Kemudian ketika membaur di masyarakat, apakah chimera harus diperlakukan layaknya insan biasa, atau harus diperlakukan sebagai spesies terpisah?

Penciptaan chimera juga dikhawatirkan bakal membawa dampak negatif bagi individu yang tercipta melalui proses ini. Pasalnya sebab chimera merupakan konsep penelitian yang tergolong amat baru, masih belum diketahui apakah kelak chimera yang tercipta bakal mempunyai hal-hal yang tidak dimiliki oleh insan maupun binatang biasa.

Menghidupkan Spesies yang Sudah Punah



Manusia sudah semenjak usang mempunyai cita-cita menghidupkan kembali spesies-spesies yang sudah punah. Seri film Jurassic Park menjadi pola mengenai bagaimana insan di film tersebut mencoba menghidupkan kembali dinosaurus di masa kini.

Mammoth alias gajah berbulu lebat menjadi binatang yang coba dihidupkan kembali oleh ilmuwan di masa kini. Untuk keperluan tersebut, mula-mula ilmuwan mencoba membuat rangkaian DNA mammoth. Jika tahap tersebut berhasil, bakal mammoth tadi kemudian akan disalurkan dalam tubuh gajah Asia betina supaya sang mammoth sanggup berkembang dalam tubuh gajah sampai alhasil benar-benar lahir.

Meskipun terlihat menjanjikan, wangsit untuk menghidupkan kembali spesies yang punah juga memunculkan kontroversi. Sahabat anehdidunia.com sebagai contoh, mammoth mengalami kepunahan massal akhir perubahan iklim yang terjadi di Bumi. Jika mammoth pada alhasil sanggup hidup kembali di masa kini, apa mereka sanggup bertahan hidup mengingat Bumi kini mempunyai iklim yang lebih hangat?

Pertimbangan lainnya yakni biaya untuk menghidupkan kembali spesies yang sudah punah sama sekali tidak sedikit dan belum tentu juga akan berhasil. Oleh sebab itulah, muncul kritikan supaya biaya penelitian yang dipakai untuk proyek ini lebih baik dipakai untuk melindungi spesies-spesies yang masih hidup, namun sedang terancam kepunahan.

Memasang Kepala yang Terpisah dari Badan



Kita pastinya sudah sering mendengar dongeng mistis mengenai hantu yang kepalanya sanggup terbang sendiri, namun kemudian sanggup tersambung kembali dengan badannya begitu kepala tersebut melekat pada badan. Namun bisakah hal tersebut diterapkan pada manusia?

Sergio Canavero yakni nama dari seorang ilmuwan yang melaksanakan penelitian pada tikus. Ia mengklaim kalau dirinya berhasil menyambung kembali kepala tikus yang sudah terpisah dari badannya dan membuat sistem syarafnya bereaksi. Sekarang ia dan para koleganya berencana melaksanakan penelitian serupa pada anjing.

Jika penelitian yang dilakukan oleh Canavero memang terbukti berhasil dan kemudian dikembangkan lebih jauh, perihal supaya penelitian ini diterapkan pada insan pun muncul. Namun kalaupun insan pada alhasil benar-benar sanggup menyambung kepala yang masih hidup pada badan, masih ada problem gres yang menunggu.

Karena tubuh yang mendapatkan kepala menganggap kalau kepala tersebut yakni benda asing, tubuh pun secara naluriah mengaktifkan sistem kekebalannya sehingga orang yang bersangkutan alhasil malah meninggal sebab kepalanya diserang oleh sistem kekebalannya sendiri.

Tindakan sistem kekebalan tubuh tersebut memang sanggup ditekan menggunakan obat khusus. Namun obat itu sendiri dalam jangka panjang juga mempunyai pengaruh samping yang berbahaya bagi tubuh. Misalnya perapuhan tulang (osteoporosis), meningkatnya gula darah, dan menurunnya kekuatan otot.

referensi:
https://www.youtube.com
https://listverse.com/2017/07/08/top-10-disturbing-modern-experiments/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel