Eksperimen Aneh Yang Memakai Mayit Manusia
Jika seseorang meninggal, maka mayatnya idealnya segera dimakamkan secara layak. Namun realita dalam perjalanan sejarah memperlihatkan bahwa hal tersebut tidak selalu terjadi. Tidak sedikit mayat-mayat insan yang kelak tercerai berai jawaban dipakai untuk aneka macam tujuan. Berikut ini yakni 5 eksperimen ajaib yang pernah dilakukan oleh insan kepada mayit sesamanya.
Mayat Dijadikan Sekeras Batu
Ini bukan dongeng soal Malin Kundang yang meninggal dan kemudian menjadi watu sebab durhaka pada ibunya. Sepanjang sejarah, insan begitu terobsesi untuk mendapatkan cara terbaik dalam mengawetkan mayat. Tidak mengherankan kalau kemudian masing-masing peradaban mempunyai mumi versinya masing-masing.
Mumi tertua yang diketahui oleh insan yakni mumi anak buatan masyarakat prasejarah Chinchorro yang di masa lampau pernah mendiami pantai barat Amerika Selatan. Berdasarkan analisa menggunakan penanggalan karbon, mumi ini berasal dari tahun 5050 SM. Jauh lebih bau tanah dibandingkan mumi-mumi buatan banga Mesir Kuno.
Meskipun begitu, efektifitas yang ditunjukkan oleh bangsa Mesir Kuno dalam mengawetkan mayit tetap menawarkan ilham tersendiri bagi mereka yang tinggal di masa sesudahnya. Girolamo Segato yakni seorang pakar kesehatan Italia kelahiran tahun 1792 yang merasa terobsesi akan teknik mumifikasi bangsa Mesir.
Setelah beberapa kali melaksanakan kunjungan ke situs-situs bersejarah di Mesir, Girolamo kemudian berbagi teknik mengubah mayit agar menjadi kaku dan keras layaknya batu.
Menurut pengukuhan ilmuwan asal AS yang berjulukan Valentine Mott dan pernah menyaksikan hasil eksperimen Girolamo, laki-laki asal Italia tersebut berhasil menemukan teknik khusus untuk mengubah mayit menjadi kaku sekaligus awet.
Sebelum Girolamo meninggal pada tahun 1836, ia menghancurkan semua catatan penelitiannya sehingga tidak ada yang tahu diam-diam dari teknik tersebut. Mayat-mayat hasil pengawetan Girolamo sendiri kini terpajang di aneka macam museum, di mana sebagian besarnya berada di Museum Departemen Anatomi di Firenze, Italia.
Mayat Dijual ke Sekolah Kedokteran
Sekitar setengah era sebelum Terusan Panama dibangun, jalur rel yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Atlantik dibangun di wilayah cikal bakal negara Panama. Selama pembangunan rel berlangsung, orang-orang dari aneka macam penjuru dunia tiba ke lokasi untuk ikut bekerja dalam proyek pembangunan rel.
Akibatnya jelek kondisi yang harus dialami oleh para pekerja di lokasi pembangunan, sebanyak ribuan di antara mereka harus meninggal jawaban terjangkit aneka macam penyakit menyerupai demam kuning, malaria, dan kolera.
Sebagian di antara korban tewas tersebut yakni para pekerja asal Cina yang melaksanakan bunuh diri. Mereka selama ini sudah terbiasa mengkonsumsi candu di negara asalnya. Namun sebab di daerah kerja barunya mereka tidak diperbolehkan mengkonsumsi candu, mereka pun mengalami kejang-kejang dan nekat melaksanakan bunuh diri untuk mengakhiri penderitaannya.
Perusahaan yang membangun rel ini sendiri mencoba memanfaatkan mayat-mayat tersebut sebagai sumber pemasukan sampingan bagi mereka. Mayat-mayat tadi dipotong-potong dan kemudian dijual ke sekolah-sekolah kedokteran agar sanggup dipakai untuk percobaan. Selama 5 tahun berikutnya, Perusahaan Rel Panama menjadi salah satu pemasok utama mayit insan untuk keperluan riset.
Mayat Dipaksa Bertinju
Manusia dan simpanse dianggap mempunyai banyak kesamaan. Salah satu referensi kesamaan tersebut yakni baik insan maupun simpanse sama-sama mempunyai telapak tangan dengan 5 buah jari. Namun dibandingkan dengan kera, jari-jari insan mempunyai ukuran yang lebih pendek, namun dengan ibu jari yang lebih panjang.
Hal ini lantas mengakibatkan rasa ingin tau dari ilmuwan mengingat menurut teori evolusi, insan dan simpanse berasal dari nenek moyang yang sama. Mereka menerka fenomena ini sanggup terjadi salah satunya sebab insan lebih sering menggunakan tangannya untuk bertinju dan baku hantam.
Untuk menunjukan dugaan tersebut, ilmuwan memotong tangan dari 8 mayit berbeda dan kemudian mengikatkannya pada tali layaknya bandul. Sesudah itu, tangan-tangan tadi diayunkan untuk menghantam permukaan benda lain dalam kondisi mengepal dan terentang.
Setelah melaksanakan uji coba demikian hingga ratusan kali, ilmuwan menemukan kalau tangan dalam kondisi terkepal mempunyai kekuatan hantaman yang 2 kali lebih besar dibandingkan tangan dalam kondisi terbuka. Mereka juga menemukan kalau memukul dengan tangan yang terkepal mempunyai resiko cedera tulang tangan yang lebih rendah pada pemiliknya.
Meskipun begitu, tidak semua ilmuwan sependapat kalau insan mempunyai tangan berbentuk demikian agar sanggup mengepalkannya dengan lebih gampang ketika harus berkelahi. Menurut mereka yang tidak sependapat, harusnya wajah insan juga menjadi lebih tebal sebagai bentuk penyesuaian sebab insan mempunyai kecenderungan mengincar wajah lawannya ketika berkelahi.
Mayat Ditabrakkan dalam Mobil
Demi keamanan, mobil-mobil yang hendak dijual ke pasaran harus menjalani uji gesekan terlebih dahulu untuk memastikan kalau pengguna mobilnya tidak akan hingga meninggal kalau mobilnya hingga mengalami kecelakaan.
Kendati boneka sanggup dipakai sebagai pengganti sosok insan di dalam mobil, percobaan yang menggunakan sosok insan sungguhan harus tetap dilakukan untuk mengetahui dampak gesekan pada setiap potongan tubuh manusia. Sebagai jalan keluarnya, mayit insan pun kemudian digunakan.
Setiap tahunnya, tubuh keamanan kemudian lintas AS yang mendapatkan pendanaan dari perusahaan-perusahaan kendaraan beroda empat raksasa melaksanakan uji coba dengan menggunakan mayit manusia. Setelah percobaan dilakukan, mayit yang sudah diuji kemudian menjalani autopsi dan pemotretan menggunakan sinar X. untuk menemukan bagian-bagian tubuh mana saja yang bakal mengalami cedera ketika gesekan terjadi dalam aneka macam situasi.
Untungnya berkat kemajuan teknologi, jumlah uji coba dan simulasi gesekan yang menggunakan mayit insan kini tidak lagi sesering tahun-tahun sebelumnya. Sekarang uji coba sanggup dilakukan dengan menggunakan kegiatan komputer khusus yang mensimulasikan kejadian tabrakan.
Mayat Dijadikan Bahan Bakar Robot
Tahun 2009, beredar kabar kalau robot untuk keperluan militer sedang dikembangkan. Yang membuat kabar ini begitu menarik perhatian yakni robot ini bakal menggunakan mayit insan sebagai materi bakarnya.
Robot tersebut yakni EATR yang merupakan kependekan dari Energetically Autonomous Tactical Robot (Robot Taktikal dengan Energi Mandiri). EATR didesain agar sanggup beroperasi terus menerus tanpa harus diisi ulang secara bersiklus sebab robotnya sanggup memanfaatkan material apapun yang ada di sekitarnya sebagai materi bakar, termasuk mayit manusia.
Perusahaan Cyclone Power Technologies Inc. dan Robotic Technology Inc. selaku pengembang EATR membantah kalau mereka bermaksud membuat robot yang fungsi utamanya yakni memakan manusia. Mereka menekankan kalau robot ini sanggup tetap beroperasi tanpa harus mengkonsumsi mayit manusia. Misalnya dengan mengkonsumsi tumbuhan.
“Kami sungguh paham akan kekhawatiran publik mengenai robot masa depan yang hidup dari memakan manusia, namun itu bukanlah tujuan kami. Kami kini fokus untuk memperlihatkan kalau mesin kami sanggup membuat energi hijau, berkhasiat dari material flora yang melimpah dan sanggup diperbarui,” kata Harry Schoell selaku CEO Cyclone.
Meskipun begitu, tetap saja robot yang menggunakan mayit insan sebagai salah satu materi bakarnya bakal senantiasa dipandang sinis. Sekarang ini saja, sudah banyak yang merasa khawatir kalau robot dan kecerdasan buatan kelak bakal berbalik menjadi bahaya bagi umat manusia. Sentimen tersebut hanya akan semakin menguat dengan terciptanya robot macam EATR.
referensi :
https://forum-berita-unik.blogspot.com//search?q=17/10-bizarre-things-people-did-with-corpses/
https://www.livescience.com/64041-strange-medical-studies