Pengobatan Berbahaya Yang Banyak Dipakai Di Kurun Ke-20
Kemajuan zaman menimbulkan teknik pengobatan turut mengalami perkembangan pesat. Meskipun begitu, kenyataannya hal tersebut tidak lantas menciptakan pengobatan yang ditemukan di era modern sudah niscaya terbukti manjur. Ada pula metode-metode pengobatan yang ditemukan di era ke-20, namun tidak lagi dipakai di masa kini alasannya ialah terbukti malah membawa imbas berbahaya bagi tubuh. Berikut ini ialah pola dari metode pengobatan dan kesehatan di era ke-20 yang kini sudah ditinggalkan.
Air Minum Radioaktif
Di masa kini, insan bakal menghindari benda-benda yang mengandung muatan radioaktif alasannya ialah zat radioaktif sanggup memicu timbulnya gangguan-gangguan kesehatan yang berbahaya semisal kanker. Namun kurang lebih seabad sebelumnya, kondisinya berbeda alasannya ialah radioaktif pada masa itu justru dianggap sebagai zat yang tidak berbahaya dan sanggup menyembuhkan segala macam penyakit.
Akibat pola pikir macam itu, produk-produk berupa air minum yang dicampur dengan zat radioaktif pun banyak dibeli oleh masyarakat alasannya ialah dipercaya sanggup menyembuhkan berbagai penyakit menyerupai persoalan pencernaan, radang sendi, dan lain-lain. Sahabat anehdidunia.com pola merek air radioaktif populer yang sempat banyak dijual di Amerika Serikat (AS) adalah Radium Ore Revigator (ROR), di mana produk tersebut intinya ialah pendingin air yang dilengkapi dengan zat radioaktif radon.
Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat akhirnya sadar akan ancaman dari zat radioaktif kalau hingga masuk ke dalam tubuh. Eben Beyers menjadi pola hidup mengenai ancaman dari mengkonsumsi zat radioaktif. Sejak permulaan tahun 1900-an, laki-laki yang berprofesi sebagai konglomerat baja tersebut secara teratur mengkonsumsi air radioaktif sesudah mendapatkan saran dari dokternya. Sebagai akibatnya, memasuki tahun 1930 Beyers menderita berbagai kanker. Tulangnya juga mengalami perapuhan sehingga sebagian rahangnya hancur dan tulang tengkoraknya berlubang.
Saat Byers akhirnya meninggal dengan kondisi yang demikian mengenaskan, publik akhirnya sadar akan ancaman zat radioaktif. Sejak itulah, air radioaktif tidak lagi diproduksi. Lembaga pertolongan lingkungan setempat juga melaksanakan aneka mekanisme untuk menjauhkan masyarakat dari zat-zat radioaktif.
Obat Bius untuk Bayi
Memiliki bayi merupakan dambaan bagi setiap keluarga. Namun merawat bayi sendiri merupakan acara yang menyenangkan sekaligus menciptakan frustrasi. Pasalnya tidak jarang bayi menangis dan bertingkah laris rewel di ketika orang tuanya sedang sibuk melaksanakan pekerjaan lain.
Untuk mereka yang tinggal pada tamat era ke-19 hingga permulaan era ke-20, sirup penenang ialah solusinya. Apa yang disebut sebagai sirup penenang ini sendiri aslinya ialah minuman yang dicampur dengan obat bius morfin dan dilarutkan dalam alkohol. Selain untuk menenangkan bayi yang rewel, minuman ini juga diklaim sanggup dipakai untuk mengobati diare, sakit gigi, dan penyakit ringan lainnya.
Karena minuman ini terbukti efektif, minuman ini sempat banyak diminati oleh kalangan ibu-ibu. Namun seiring berjalannya waktu, dampak negatif dari sirup ini akhirnya mulai nampak. Banyak bayi yang meninggal sesudah terlalu sering mengkonsumsi sirup ini. Sahabat anehdidunia.com sementara dalam perkara lain, banyak akan kecil yang menderita ketergantungan akan sirup ini. Akibat dampak-dampak negatif tersebut, sirup ini pun semenjak tahun 1930-an ditarik dari peredaran.
Merokok untuk Kesehatan
Sudah tidak terhitung banyaknya artikel dan laporan yang membahas mengenai ancaman dari merokok. Meskipun merokok dalam jangka panjang terbukti sanggup menjadikan aneka penyakit semisal kanker paru-paru, nyatanya tetap banyak orang yang merokok hingga sekarang. Pasalnya merokok dianggap sanggup membantu memperlihatkan rasa nikmat dan hening bagi penggunanya.
Kalau kita mundur hingga ke permulaan era ke-20, alasan lain kenapa rokok banyak dikonsumsi ialah alasannya ialah rokok justru dianggap sanggup membawa dampak positif bagi penggunanya. Menurut keyakinan pada masa itu, menghisap asap rokok sanggup menyembuhkan asma dan aneka gangguan pernapasan.
Dengan bermodalkan keyakinan tersebut, perusahaan-perusahaan rokok di masa itu kerap memasang iklan yang menampilkan dokter beserta goresan pena mengenai dampak positif rokok bagi kesehatan. Perusahaan rokok Lucky Strike bahkan sempat mempromosikan rokok sebagai cara untuk melindungi tenggorokan dari batuk-batuk dan radang.
Pandangan positif kalangan medis terhadap rokok tidak lagi berlanjut sesudah pada tahun 1953, tiga orang ilmuwan yang berjulukan Wynder, Graham, dan Croninger merilis hasil penelitian mereka. Berdasarkan penelitian tersebut, merokok terbukti sanggup menjadikan kanker bagi penggunanya.
Begitu laporan tersebut dirilis, kalangan dokter beramai-ramai menghentikan kebiasaannya merokok. Kalangan awam juga mulai banyak yang berhenti mengkonsumsi rokok. Meskipun begitu, masih tetap banyak yang merokok hingga sekarang. Untuk mengatasinya, kini iklan rokok diharuskan mencantumkan dampak negatif rokok bagi kesehatan.
Diet Memakai Narkoba
Shabu atau metamfetamin di masa kini dikategorikan sebagai obat terlarang. Namun di Amerika Serikat pada tahun 1950-an, obat ini justru banyak dipakai sebagai adonan dalam obat diet menyerupai Obetrol, Dexamyl, dan Eskatrol.
Pada masa itu, bubuk amfetamin yang salah satunya meliputi metamfetamin merupakan komponen yang banyak dipakai dalam obat-obatan. Sahabat anehdidunia.com dari sekian banyak produk kesehatan yang memakai amfetamin dalam campurannya, sebanyak 33 persen di antaranya dipakai sebagai obat penurun berat badan.
Kaum wanita menjadi konsumen utama obat penurun berat tubuh berbahan amfetamin dengan jumlah mencapai 85 persen. Namun seiring dengan kian banyaknya khalayak yang mengkonsumsi obat berbahan amfetamin, dampak negatif dari obat ini pun mulai terungkap.
Jika obatnya dikonsumsi dalam jangka panjang, maka konsumennya akan mengalami ketergantungan. Lambat laun, obat ini pun mulai disalahgunakan sebagai obat terlarang. Melihat hal tersebut, semenjak tahun 1970-an pemerintah AS tetapkan kalau amfetamin dilarang lagi diproduksi secara bebas. Pasca keluarnya kebijakan tersebut, para produsen obat diet mulai mengeluarkan versi gres yang tidak lagi memakai amfetamin dalam produknya.
Lilin untuk Membersihkan Telinga
Bagi banyak orang, memegang lilin yang sedang berada dalam kondisi menyala bukanlah hal yang menyenangkan. Selain sanggup meninggalkan bekas kotor pada tangan, tetesan dari lilin yang meleleh jawaban panas juga sanggup menjadikan rasa perih dan bahkan luka bakar pada kulit.
Namun di masa lalu, ternyata banyak orang yang sengaja menempelkan lilin menyala pada tubuhnya atas alasan kesehatan. Tidak tanggung-tanggung, mereka nekat menempelkan lilin yang sedang menyala pada salah satu telinganya sambil berbaring.
Kegiatan berbahaya ini dilakukan alasannya ialah adanya keyakinan bahwa kalau seseorang menempelkan batangan lilin yang menyala pada lubang telinga, kotoran dan lilin pada kanal indera pendengaran akan tertarik keluar jawaban tekanan negatif yang ditimbulkan oleh batang lilin.
Alasan lain mengapa praktik tersebut banyak dilakukan ialah alasannya ialah adanya hasil penelitian di tahun 1996 yang mengklaim bahwa metode ini efektif dalam membantu membersihkan kadar lilin yang ada di dalam rongga telinga.
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan lain justru menemukan kalau praktik ini tidak terbukti sanggup membantu membersihkan rongga telinga. Justru kadar lilin yang ada dalam rongga indera pendengaran sanggup bertambah. Atau dalam perkara lain, api maupun lelehan dari lilin sanggup menjadikan cedera pada pelakunya.
Sumber :
https://listverse.com/2017/11/22/10-terrible-ideas-in-medicine-from-the-past-100-years/