Tips

Kebiasaan Menjijikan Kehidupan Romawi Jaman Dulu

Romawi yaitu nama dari kerajaan yang berpusat di kota Roma, Italia. Pada masa jayanya, wilayah Romawi membentang di atas 3 benua sekaligus. Bangsa Romawi juga dikenal sebagai bangsa yang maju pada masanya berkat teknologi yang mereka gunakan pada masa itu. Bahkan bahasa Latin selaku bahasa utama bangsa Romawi masih kerap dipakai hingga kini untuk menyebut istilah-istilah ilmiah tertentu.

Namun di luar segala kehebatan tersebut, bangsa Romawi tetap mempunyai sisi kelamnya sendiri. Berikut ini yaitu kebiasaan masyarakat Romawi yang dianggap menjijikan dari sudut pandang masyarakat modern, namun dianggap masuk akal dan lazim dilakukan pada masa itu.

Bangsa Romawi Gemar Membuat Gambar Penis di Tempat Umum

 Romawi yaitu nama dari kerajaan yang berpusat di kota Roma Kebiasaan Menjijikan Kehidupan Romawi Jaman Dulu

Di masa kini, gambar penis atau alat kelamin laki-laki lazimnya dipandang sebagai gambar yang cabul dan menjijikan. Namun bangsa Romawi mempunyai cara pandang yang berbeda. Pasalnya alih-alih memandang gambar penis sebagai gambar yang tabu, bangsa Romawi justru kerap menampilkan gambar penis di tempat umum. 

Penggunaan simbol berbentuk penis bukan hanya nampak pada gambar. Penduduk Romawi juga kerap mengenakan kalung yang liontinnya berbentuk penis. Saat negara Romawi masih berdiri, kaum pemudanya dipercaya kerap bepergian ke mana-mana sambil mengenakan kalung tembaga dengan liontin penis.

Usut punya usut, ternyata penggunaan simbol berbentuk penis ada kaitannya dengan cara pandang masyarakat Romawi. Sahabat anehdidunia.com mereka percaya bahwa dengan mengenakan simbol berbentuk penis, maka mereka akan terhindar dari nasib buruk. 

Atas alasan itu pula, gambar penis kerap dijumpai di tempat-tempat umum yang mempunyai resiko ancaman tinggi. Gambar-gambar penis diketahui kerap ditemukan pada jalan menikung dan jembatan peninggalan bangsa Romawi.

Kota Pompeii yang terletak di kaki Gunung Vesuvius yaitu rujukan kota dari masa Romawi yang penuh dengan simbol-simbol penis. Jika penggunaan simbol penis juga dimaksudkan untuk menjauhkan rakyat Pompeii dari nasib buruk, hal tersebut sayangnya tidaklah efektif. Pasalnya mirip yang kita semua tahu, penduduk kota tersebut musnah seluruhnya pada periode pertama sehabis Masehi jawaban letusan Gunung Vesuvius.

Penis bukanlah satu-satunya simbol berunsur cabul yang ditemukan di Pompeii. Saat arkeolog melaksanakan penggalian di reruntuhan kota tersebut, karya-karya seni yang didapat dari Pompeii sempat dirahasiakan dari publik untuk beberapa usang saking cabulnya penampakan karya seni tersebut. Sebagai contoh, di Pompeii pernah ditemukan patung sosok ibarat insan yang sedang menggauli seekor kambing.

Jika Gladiator Mati, Tubuhnya Dijadikan Obat

 Romawi yaitu nama dari kerajaan yang berpusat di kota Roma Kebiasaan Menjijikan Kehidupan Romawi Jaman Dulu

Romawi dan gladiator merupakan 2 kata yang tak terpisahkan. Pasalnya dikala negara Romawi masih berdiri, mereka kerap menggelar pertunjukan gladiator sebagai tontotan hiburan bagi warga kota. Dalam pertunjukan gladiator, para tahanan akan diadu dengan tahanan lain atau bahkan binatang buas.

Bagi para akseptor gladiator, ajang ini tidak ada bedanya dengan penentuan hidup mati. Pasalnya akseptor gladiator dilengkapi dengan senjata dan tameng sehingga bukan hal yang aneh jikalau seorang akseptor gladiator hingga tewas di atas arena. Namun jikalau akseptor gladiator hingga menang, ia sanggup melanjutkan hidupnya sebagai orang bebas.

Namun kisah mengerikan seputar gladiator masih belum berhenti hingga di sana. Jika seorang gladitor tewas, maka darahnya kemudian akan dikumpulkan agar sanggup dijual sebagai obat. 

Penduduk Romawi percaya bahwa darah gladiator berguna dalam menyembuhkan penyakit epilepsi. Darah tersebut normalnya dikonsumsi dengan cara diminum. Dalam perkara lain, seseorang akan mencoba menyembuhkan dirinya sendiri dengan cara memakan organ hati gladiator dalam kondisi mentah.

Kendati terkesan menakutkan, praktik meminum darah gladiator banyak dilakukan alasannya yaitu diyakini memang berkhasiat. Sahabat anehdidunia.com menurut catatan kesaksian para dokter Romawi, seorang penderita epilepsi yang meminum darah gladiator dilaporkan sembuh dari gejala-gejala epilepsinya. 

Bukan hanya darah dan hati gladiator yang dipercaya mengandung khasiat kesehatan. Kulit dari seorang gladiator yang mati juga dipercaya mempunyai khasiat. Saat seorang gladiator tewas, keringatnya akan dikumpulkan dan jasadnya akan dikuliti. Sesudah itu, keringat dan kulit gladiator akan diolah sebelum dijual kepada kaum hawa sebagai kosmetik.

Wanita Romawi biasanya menggunakan olahan kulit gladiator dengan cara mengoleskannya pada wajah layaknya krim kecantikan. Mereka percaya bahwa dengan melaksanakan ini, mereka akan nampak lebih mempesona sehingga kaum laki-laki menjadi lebih gampang jatuh hati pada mereka.

Masyarakat Romawi Menggunakan Spons yang Sama Seusai Buang Air Besar

 Romawi yaitu nama dari kerajaan yang berpusat di kota Roma Kebiasaan Menjijikan Kehidupan Romawi Jaman Dulu

Bangsa Romawi sudah mengenal penggunaan spons dan toilet umum. Namun cara mereka menggunakannya tergolong jorok jikalau menggunakan standar masa kini. Toilet umum bangsa Romawi sangat jarang dibersihkan sehingga toilet tersebut penuh dengan serangga kecil. Saking banyaknya, seseorang yang hendak pergi ke dalam toilet akan selalu membawa sisir khusus agar serangga yang melekat padanya sanggup disingkirkan.

Saat seseorang sudah tamat menggunakan toilet umum, pengguna toilet akan membersihkan bokongnya menggunakan tongkat yang ditempeli spons. Namun bab yang paling bikin mual yaitu spons tersebut tidak pernah dibersihkan. Padahal spons yang sama kerap dipakai secara bergantian oleh orang-orang yang menggunakan toilet umum.

Masyarakat Romawi Membersihkan Diri Memakai Air Kencing

 Romawi yaitu nama dari kerajaan yang berpusat di kota Roma Kebiasaan Menjijikan Kehidupan Romawi Jaman Dulu

Air kencing oleh penduduk Romawi dipandang sebagai solusi kebersihan. Pasalnya mereka kerap menggunakan air kencing untuk bermacam-macam tujuan. Saat mencuci misalnya, orang Romawi akan memasukkan pakaian yang hendak dicuci ke dalam wadah yang berisi air kencing. Sesudah direndam, baju tersebut kemudian dikeluarkan dan diinjak-injak agar airnya keluar dari serat kain. 

Saat makan, penduduk Romawi di tempat tertentu mempunyai kebiasaan berkumur-kumur dengan menggunakan air kencing. Pasalnya mereka percaya kalau berkumur menggunakan air kencing bakal menciptakan gigi terlihat putih higienis Sampai-sampai ada puisi dari masa Romawi yang salah satu baitnya berbunyi “gigimu begitu berkilau alasannya yaitu penuh dengan air kencing”.

Tingginya penggunaan air kencing untuk bermacam-macam tujuan lantas memicu timbulnya bisnis terkait air kencing. Sahabat anehdidunia.com pemerintah Romawi memberlakukan pajak khusus kepada penjual air kencing. Ada orang yang bekerja sebagai pengumpul air kencing dengan cara memintanya dari rumah ke rumah, atau mengambilnya dari toilet umum.

Penduduk Romawi Sengaja Muntah Supaya Bisa Kembali Makan

 Romawi yaitu nama dari kerajaan yang berpusat di kota Roma Kebiasaan Menjijikan Kehidupan Romawi Jaman Dulu

Bangsa Romawi dikenal menggemari pesta jamuan. Namun cara mereka menikmati jamuan bakal menciptakan kita yang hidup di masa kini menggeleng-gelengkan kepala. Menurut catatan seorang penulis Romawi yang berjulukan Seneca, orang Romawi mempunyai kebiasaan makan hingga perut mereka penuh sesak.

Sepintas hal tersebut terlihat normal. Namun hal yang paling mencengangkan yaitu dikala mereka masih ingin menikmati jamuan kendati perut mereka sudah penuh. Mereka akan memuntahkan kembali kuliner yang sudah mereka makan agar perut mereka sanggup kembali diisi. Sesudah itu, barulah mereka kembali makan. 

Biasanya orang Romawi akan memuntahkan makannya ke dalam wadah khusus. Namun di beberapa tempat, orang Romawi tidak segan-segan untuk memuntahkan makanannya ke lantai di bawah mereka. Mereka tidak merasa risau soal kebersihan alasannya yaitu sudah ada budak yang bakal membersihkan semua muntahan yang awut-awutan di lantai.

Seneca dalam tulisannya mendeskripsikan bagaimana sulitnya kiprah para budak setiap kali penduduk Romawi menggelar jamuan. “Saat kami menghadiri jamuan, seorang budak membersihkan air liur; yang lainnya mengumpulkan muntahan air minum”.

referensi:
http://theconversation.com/mythbusting-ancient-rome-the-truth-about-the-vomitorium-71068
https://listverse.com/2016/08/23/10-truly-disgusting-facts-about-roman-life/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel